Jumat, 08 Mei 2015

SELAMA ORANG BAIK DIBAYAR MURAH!!

Suatu ketika, aku mendengar seorang sahabat berkata kasar dan menghujat Presiden Indonesia (Jokowi) dengan kata-kata yang jauh dibawah taraf kesopanan, dan dia berulang-ulang mengatakan harusnya Prabowo yang menjadi Presiden... Hingga akhirnya aku menyela ditengah-tengah penghinaannya.


Aku : Bisakah kamu hentikan itu? Penghujatanmu sama sekali tak membantu.

Kawan : Aku sangat kesal, kawan. Lihatlah betapa bobroknya Indonesia sekarang. Lihatlah betapa mahalnya harga sekarang. Lihatlah betapa banyaknya milik kita yang terjual sekarang. Dan para Jokower fanatik itu dengan sangat bodohnya tetap mempertahankan pendapatnya meski telah terpaparkan di depan mereka keburukan idola mereka.

Aku : Boleh aku bertanya, Apa menurutmu jika Prabowo presidennya maka Indonesia pasti lebih baik.

Kawan : Aku percaya itu kawan.

Aku : Apakah Prabowo pernah menjadi presiden? Dan apakah selama pemerintahannya itu, Indonesia mencapai kejayaannya?

Kawan : Belum...

Aku : Kalau begitu, apa bedanya kamu dengan Jokower itu? Apa bedanya kamu dengan orang-orang yang kamu sebut fanatik itu?

Kawan : Tunggu dulu kawan, bukankah kamu dulunya memilih Prabowo?

Aku : Yaa, dengan sangat jujur aku katakan Yaa... Tapi aku tidak pernah berpikiran dia akan menjadi presiden terbaik, dan aku tidak akan pernah menjadi fanatik. Jokowi telah terpilih, dan dia adalah pemimpinku dan pemimpinmu. Jika kamu orang beragama, maka kamu pasti tahu betul betapa wajibnya mengikuti hasil putusan yang memenangkan orang yang tak kamu pilih.

Kawan : Apa kamu tidak mencintai negara ini.

Aku : Aku mencintai negara ini siapapun presidennya. Bahkan meski presidennya adalah orang paling baik di Indonesia, negara takkan bisa berubah. Kamu tahu kenapa?

Kawan : (Berpikir sejenak) Tidak kawan.

Aku : KARENA ORANG BAIK MASIH DIBAYAR MURAH...

Kawan : Aku tidak mengerti.

Aku : Guru mendidik dengan hati, namun mereka dibayar murah dibanding artis sinetron yang merusak moral mereka. Pemuka agama mengingatkan kebaikkan hidup, namun mereka dibayar murah dibanding penyanyi dangdut koplo. Motivator mengajarkan tentang kesuksesan dibalik penderitaan, namun mereka dibayar murah dibanding pejabat yang mencari jabatan dengan jalan mudah... Dan tahu yang terburuk? Bahwa 'KATANYA', semua rakyat membenci korupsi, tapi banyak diantara kita membiarkan anak-anak melihat kunci jawaban Ujian Nasional.

Kawan : AstaghfiruLLAH... Kamu benar sekali kawan. Negara ini rusak, bukan hanya tentang pemimpinnya, tapi juga tentang kita yang Membayar Murah dan Menganggap Rendah Kebaikan. Bahwa kita, yang mengajarkan keburukan pada anak-anak... Andai kita punya solusinya.

Aku : Ada, dan sederhana. Mungkin zaman ini telah rusak, mungkin era ini telah kehilangan kendali. Tapi aku punya harapan pada mereka, pada anak-anak yang dua puluh tahun nanti akan memegang negara ini. Tugasmu, tugasku, dan semua orang tua saat ini hanyalah menjaga mereka dari kemunafikan. Dan tanggung jawab semua orang baik disini, untuk tidak membiarkan Para Pembejat-Pembejat Bangsa mewariskan Kebejatannya. Saat ini, hanya itu harapanku, kawan... insyaaALLAH, dua puluh tahun nanti, kamu, aku, dan seluruh rakyat ini akan tersenyum dan bersulang melihat bangsa ini...

With All of My Respect, RH ArKim


Tidak ada komentar:

Posting Komentar