Pernah mendengar cerita Qabil dan Habil?? Yaaap... Cerita itu
diceritakan bukan oleh satu agama, melainkan oleh beberapa agama. Sebuah
kisah yang menceritakan tentang dua putra dari manusia pertama bumi,
Adam AS. Dan banyak anak diperdengarkan cerita itu oleh orang tuanya
tentang seseorang yang melakukan pembunuhan pertama.
Tapi sadarkah kita, bahwa cerita itu bukan hanya tentang pembunuhan
pertama, tapi juga tentang Hak Untuk Memilih dan Esensi Pengorbanan.
Kita yang pernah mendengar ceritanya tahu bahwa ketika turun perintah menikah untuk mereka, Qabil dijodohkan dengan wanita yang kurang menarik hatinya. Dia menolak, dan penolakan itu dengan alasan dia punya pilihan sendiri yang sangat disukainya.
Apakah TUHAN marah dengan penolakan itu? Tidak. Dan kita tahu itu...
Apakah Sang Ayah, Adam, memaksa dan terus memaksa? Tidak. Dan kita pun tahu itu...
Inilah kejadian yang sangat menarik, bahwa TUHAN memberi kesempatan pada Qabil untuk menunjukkan betapa pantasnya dia untuk wanita yang dia pilih. Bahwa dia diberi peluang untuk menunjukkan keikhlasannya dalam berkorban demi meraih apa yang dia cita-citakan.
Setelah itu kita tahu ceritanya. Pengorbanannya tidak sepenuh hati. Qabil punya harapan dan keinginan yang besar, namun pelit dalam berkorban. Sehingga wajarlah dia tak mendapatkan yang terbaik.
Manusia punya hak yang diberi TUHAN untuk memilih dan meminta yang terbaik. Namun, DIA juga melihat kepantasan sebelum mengabulkannya.
With All of My Respect, RH ArKim.
Kita yang pernah mendengar ceritanya tahu bahwa ketika turun perintah menikah untuk mereka, Qabil dijodohkan dengan wanita yang kurang menarik hatinya. Dia menolak, dan penolakan itu dengan alasan dia punya pilihan sendiri yang sangat disukainya.
Apakah TUHAN marah dengan penolakan itu? Tidak. Dan kita tahu itu...
Apakah Sang Ayah, Adam, memaksa dan terus memaksa? Tidak. Dan kita pun tahu itu...
Inilah kejadian yang sangat menarik, bahwa TUHAN memberi kesempatan pada Qabil untuk menunjukkan betapa pantasnya dia untuk wanita yang dia pilih. Bahwa dia diberi peluang untuk menunjukkan keikhlasannya dalam berkorban demi meraih apa yang dia cita-citakan.
Setelah itu kita tahu ceritanya. Pengorbanannya tidak sepenuh hati. Qabil punya harapan dan keinginan yang besar, namun pelit dalam berkorban. Sehingga wajarlah dia tak mendapatkan yang terbaik.
Manusia punya hak yang diberi TUHAN untuk memilih dan meminta yang terbaik. Namun, DIA juga melihat kepantasan sebelum mengabulkannya.
With All of My Respect, RH ArKim.
Follow @rharkim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar