Rabu, 04 Februari 2015

CARA INDAH MELUPAKAN DAN MENGINTIMIDASI MANTAN.

Ada tiga cara untuk melupakan dan mengintimidasi mantan

1. ABAIKAN!!
Faktanya, kebanyakkan orang masih mencari alasan untuk terikat dengan mantan pacarnya. Bisa jadi saling mengomentari dan menyindir lewat media sosial, menyimpan foto di file tersembunyi, ataupun pura-pura salah kirim BBM dan SMS.
Seharusnya, apapun yang berhubungan tentang dirinya, abaikan! Termasuk kalimat-kalimat indahnya yang pernah membuatmu melayang.
Sederhananya begini. Membawa ampas lama ke masa depan tidak akan membuatmu lebih baik.


2. REALISASIKAN IMPIAN!!
Coba ingat kembali impianmu saat dulu masih dekat dengannya. Untuk anak SMA, mungkin kuliah di kampus berkelas. Untuk mahasiswa, bisa jadi niat memiliki bisnis pribadi.

Maka, realisasikan semuanya dan jadikan jiwamu lebih berderajat dibanding saat bersamanya. Setelah itu, lihat betapa menyesalnya dirinya. Dan rasakan sensasi betapa berterima-kasihnya kamu padanya setelah semua itu selesai.


3. TEMUKAN YANG LEBIH MENAWAN!!
Tak ada yang lebih mengintimidasi seseorang selain melihat mantan kekasihnya lebih bergembira dan bahagia dengan orang lain yang lebih baik darinya dalam ikatan pernikahan.

Maka tinggikan derajatmu agar kamu akan dipertemukan dengan orang yang lebih menawan dari segi keimanan, kesuksesan, kedermawanan, finansial, dan kedekatannya pada orang tua.


Percayalah satu hal. Orang baik hanya untuk orang baik. Dan orang keji untuk orang keji. Dan nilaimu di hadapan Tuhan akan menentukan dengan siapa kamu didekatkan.


Bukittinggi, 31 Januari 2015. With All of My Respect, RH ArKim


CARA MUDAH MENGENALI KECERDASAN LAWAN DEBAT...

Dalam debat, akan selalu terjadi ’Peningkatan Gengsi’, dimana dua pihak akan sangat sulit mengakui kebenaran dan keunggulan lawan. Apalagi jika berdebat dengan orang yang selalu mengatasnamakan 'MENURUT SAYA', MENURUT SAYA', dan MENURUT SAYA'...

Hal ini seringkali memancing situasi panas, kesal, dan saling hujat dalam hati karena lawan debat tak mau mendengar dan selalu menolak data akurat para ahli yang telah dipaparkan padanya. Dimana, dari cabang ilmu apapun, ANDA TAHU ANDA BENAR..

Jadi, apa solusinya??

Cukup katakan padanya,
"BAIK, BEGINI SAJA. SAYA PERCAYA ANDA AHLI DALAM HAL INI. OLEH KARENA ITU, SAYA INGIN ANDA MENJAWAB JUJUR. APAKAH YANG SAYA KATAKAN TADI BENAR ATAU SALAH?"


Akan ada tiga kemungkinan jawaban lawan debat anda : 

1. 'Anda benar, akan tetapi...'
Menandakan dia terpelajar dan berpendidikan. Dan dia sedang dalam situasi menelaah dari sudut pandang berbeda.

2. 'Bukan tentang benar salah...' (Tidak mau menjawab benar atau salah)
Menandakan dia terpelajar, namun bukan ahli tentang materi debat itu sama sekali, dia hanya tahu sedikit tetapi merasa sudah tahu semua.

3. 'Sudah jelas anda salah...'
Menandakan dia bukan orang terpelajar karena merasa dirinya adalah yang terbenar. Karena kaum terpelajar dan para ahli selalu merasa ilmu yang mereka punya masih sedikit.

Oleh sebab itu, jika anda berdebat dengan tipe (2) atau (3), hentikan perdebatan sebelum anda mulai melakukan hal bodoh seperti Marah atau Berkata kasar. Karena jika anda gagal mengontrol emosi, justru anda yang dianggap Tak Berpendidikan.

Bukittinggi, 3 Januari 2015. With All of My Respect, RH ArKim.

SIKAP DAN KARAKTER ANDA, DAN PENILAIAN DI MATA DUNIA..

Akan selalu ada orang yang berkata ’Kau salah menilai tentang aku'. Akan selalu ada orang yang berkata 'Dia memang selalu seperti itu, tapi dia tak mau mengakui'.

Jangan salahkan lingkungan memberi penilaian, menuduh, berpikiran negatif, hingga tanpa sengaja memfitnah. Karena kebanyakkan penilaian mereka bergantung pada sikap dan karakter anda di mata mereka.

Jika anda kaya, jangan biarkan orang berkata anda kikir dan sok kuasa.
Dan jika anda miskin, jangan biarkan orang berkata anda malas dan tak berharga.

Jika anda bergelar tinggi, jangan biarkan orang berkata anda beruntung.
Dan jika anda tak bergelar, jangan biarkan orang berkata anda tak berpendidikan.

Jika anda rupawan, jangan biarkan orang berkata anda suka bermain perasaan orang.
Dan jika anda tidak rupawan, jangan biarkan orang berkata anda tidak punya hal menarik.

Jika anda aktif, jangan biarkan orang berkata anda pencari perhatian.
Dan jika anda pasif, jangan biarkan orang berkata anda penakut.

Jika anda pencerita, jangan biarkan orang berkata anda pembual.
Dan jika anda pendiam, jangan biarkan orang berkata anda autis atau penggalau.

Sederhananya, selalu ada orang menilai buruk tentang anda meski mereka sebenarnya tak begitu yakin pada tuduhannya. Yang harus anda jaga hanyalah :

JANGAN MARAH!! JANGAN MEMBALAS!!


Karena kemarahan anda hanya akan membuat tuduhan dan penilaian buruk seakan-akan terbukti.
Bahwa kemarahan anda akan membuat para penuduh berkata "Benar kan yang saya duga..."


Lihat dari sisi berbeda, bahwa pembenci dan pencari kesalahan anda adalah PENGGEMAR BERAT. Karena Dia menjadikan kesalahan anda yang sudah anda lupakan sebagai Kenangan Yang Penting.

Bukittinggi, 30 Januari 2015. With All of My Respect, RH ArKim.

AKAN SELALU ADA MANUSIA...

... Yang membatasi, melarang, menekan, dan menyalahkan keputusan dan harapan masa depanmu hampir tiap saat. Mungkin saja memang dirinya perhatian dan peduli padamu, atau hanya sekedar merasa sok tahu dan sok berkuasa.

Pertanyaannya :

Bagaimana caramu mengetahui dengan pasti, niat si manusia itu sebenarnya??

Tanyakan padanya dan tantang untuk diskusi langsung. Katakan "Jika saya salah, saya akan minta maaf pada anda dan mengakuinya di hadapan banyak orang. Tapi maukah anda meminta maaf dan mengakui salah anda yang telah menyalahkan saya dihadapan banyak orang?"
Jika dia berkata, "Baiklah, tidak masalah." Berarti dia berilmu tinggi dan memang peduli padamu..
Dan jika dia berkata, "Buat apa?" atau "Loh, kok begitu?" atau berkilah dan mencari alasan, maka abaikan dia. Karena sebenarnya dia hanya PENCARI AIB dan PEMUJA SENSASI yang sangat takut jika dirimu lebih berderajat darinya.


Bukittinggi, 29 Januari 2015. With All of My Respect, RH ArKim.


GURU, JENDRAL LEMAH BERSENJATA TERKUAT

Orang bilang, GURU adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Namun disisi lain, mereka lebih dari gelar itu. Mereka adalah :

1. SANG PELINDUNG...
Melindungi jiwa anak-anaknya, dan kedaulatan negara dari jajahan Pembodohan.


2. SANG ORATOR...
Membangkitkan gejolak penasaran dan keinginan untuk mencapai batas dunia hingga menembusnya.


3. SANG PENGAYOM...
Menyejukkan dan mendamaikan hati dari amarah dan galau dengan senyum dan kesabaran.


4. SANG BINTANG...
Memberi pertunjukan unik dan indah layaknya seorang pemain drama dengan spidol pengganti mic dan materi pengganti naskah.


5. SANG ARSITEK...
Merancang bangunan berupa psikologi dari dasar hingga tercipta bangunan kokoh berbentuk ’Manusia cerdas.’


dan yang terutama,

6. SANG JENDRAL...
Mempersiapkan para kader dengan amunisi berupa ILMU dan senjata berupa KREATIFITAS hingga mampu memberi serangan balik pada lawan yang tercipta dari KEBODOHAN.


Padang Panjang, 25 Januari 2015. With All of Respect, RH ArKim.

DOSA SEBAGIAN PARA GURU

Guru, Pahlawan tanpa tanda jasa. Namun disisi lain, ada beberapa guru dengan Kebijakan mereka yang mengubah nilai kepahlawanan seorang guru.
Berikut Dosa dan kesalahan para guru :
  1. Merasa selalu benar dalam memberi ilmu dan seringkali tersinggung saat diingatkan ataupun diberi pertanyaan oleh siswanya.
  2. Tidak menambah (update) wawasan terbaru yang bahkan menolak perubahan konsep dunia karena menganggap apa yang dimilikinya sudah sempurna.
  3. Mementingkan mata pelajaran yang diajarkannya adalah yang paling penting hingga menganggap remeh mata pelajaran lain.
  4. Memaksa muridnya untuk belajar tambahan (les) ditempatnya dengan menjanjikan nilai yang bagus jika les ditempatnya itu.
  5. Memberi tugas banyak hingga menekan kreatifitas dan talenta lain yang dimiliki siswa karena menghabiskan banyak waktu untuk tugas.
  6. Mempengaruhi jiwa siswa dengan ’nilai’, ’nilai’, dan 'nilai' hingga siswa lupa bahwa tujuan utama mereka belajar adalah mengembangkan karakter dan meningkatkan potensi.
  7. Membawa masalah pribadinya ke tempat mengajar hingga memarahi siswanya lebih dari kesalahan siswanya itu.
  8. Menganggap siswa bukan sebagai anak atau adeknya. Melainkan sebagai klien, costumer, dan yang terburuk sebagai beban.
  9. Menolak dan menghindari pertanyaan kritis siswanya bukan dengan kalimat "Nanti saya cari jawabannya", melainkan dengan "Cari saja sendiri."
  10. Merasa tersaingi dengan guru lain yang lebih disukai oleh siswanya sehingga terkadang mencari kesalahan guru itu dihadapan siswa.
  11. Tidak mau menerima curhatan para siswa yang ingin berkonsultasi banyak hal selain tentang pelajaran.
  12. Membatasi ruang lingkup cara siswa menerima pelajaran di kelas dengan larangan-larangan seperti 'dilarang banyak bergerak’ ataupun 'dilarang minum saat belajar' seolah-olah siswa tidak dapat menerima pelajaran. Padahal beberapa siswa punya cara berbeda dalam menerima materi.
Bukittinggi, 20 Januari 2015. With All of My Respect, RH ArKim.