Selasa, 10 Maret 2015

HATI, DAN TENTANG KITA YANG SALAH MEMAKAINYA

Hati (Heart) diciptakan untuk 'Rasa (Feeling)', pemilah antara kesenangan dan kesedihan, pembeda antara kebahagiaan dan kepedihan, penentu antara kemarahan dan kesabaran, serta termasuk ketertarikan dan kebencian.

Sedangkan, Otak (Logic) diciptakan untuk 'Tahu (Knowing)', memahami setiap hal tentang alam, tentang angka, tentang bisnis, dan setiap apapun yang sifatnya adalah 'Jelas'.

Namun, kebanyakkan orang masih tidak mengerti itu, kebanyakkan orang seringkali berkata 'ikuti kata hati, karena hati selalu benar', padahal bukan itu kerjanya, dan bukan itu tugasnya. Sehingga banyak yang terjebak, terjebak pada pilihan yang salah akibat keinginan hati yang sering mengarah pada kesenangan.

Seperti seorang anak sekolahan yang 'Merasa', bahwa kekuatan adalah cara baik untuk masa depannya.
Seperti seorang gadis muda yang 'Merasa', bahwa kekasihnya adalah segala-galanya untuknya.
Seperti seorang sahabat yang 'Merasa', bahwa sahabatnya harus dibela walau orang lain mengingatkan kesalahannya.
Seperti seorang suami yang 'Merasa', bahwa istrinya tidaklah sehebat sekretarisnya.
Seperti seorang pejabat tinggi yang 'Merasa', bahwa pangkatnya membebaskannya untuk bersikap tinggi.
Seperti seorang selebritis yang 'Merasa', bahwa keglamoran dan kontroversi adalah cara baik untuk karir.

Dan seperti jiwa-jiwa manusia yang 'Merasa', bahwa hidup tidak perlu memikirkan orang lain, bahwa hidup hanya untuk tetap merasakan besok harinya, dan bahwa hidup hanya untuk sekedar mati nantinya. Sehingga lupa satu kebenaran dari TUHAN yang sudah ditanamkan dalam pikiran, bahwa 'Hidup Untuk Memakmurkan Dunia.'




WANITA ITU SANGAT UNIK

Wanita itu sangat unik, Mereka meminta prianya bersikap dewasa, bertutur kata dewasa, berprofesi dewasa dan memperlakukan mereka dengan dewasa.

Agar si wanita itu tetap bebas bertindak seperti anak-anak yang ingin dimanja, ingin dimengerti, ingin diperhatikan, dan ingin dipuji sebanyak-banyaknya.




KESETIAAN... ANTARA KEYAKINAN, PENGEKANGAN, DAN FANATISME?!

'Setia' sama sekali bukan kata yang baru. Dan lingkungan sosial menggunakan kata ini untuk ditujukan pada karakter seseorang yang bertahan pada satu sisi, satu orang, ataupun satu pekerjaan yang dia yakini adalah yang terbaik meski sebenarnya banyak pilihan lain yang ditawarkan padanya.

Masalahnya ada pada alasan seseorang bertahan pada pilihan tersebut. Bahwa tidak semua hal yang dikatakan 'Setia' itu mengarah pada hal baik dan mengangkat pangkat, karena sebenarnya banyak orang yang setia dengan alasan yang salah, yaitu Pengekangan dan Fanatisme.

Terlalu banyak orang yang mengatakan 'Setia' padahal sebenarnya merupakan pengekangan yang sangat mengikat dan sangat menakuti dirinya. Sebagai contoh, seperti seorang gadis yang bertahan pada satu pria yang sudah jelas merupakan tukang selingkuh, kasar, dan tidak menjanjikan pernikahan. Biasanya sang gadis menggunakan alasan 'Dia pasti akan berubah' untuk tetap bertahan, padahal sebenarnya dirinya terkekang oleh ketakutan 'Tidak akan menemukan yang lebih baik.'

Ada juga yang disebut dengan fanatisme yang merupakan tingkat terburuk. Dikatakan sebagai tingkat terburuk karena sifat dan sikap orang-orangnya yang selalu 'Mencari kesalahan rival idolanya' dan 'Membenarkan keburukan pilihannya'. Sebagai contoh, seorang fans selebriti yang tetap membela idolanya yang sudah terbukti melakukan perbuatan tak senonoh, terbukti kontroversi, dan terbukti merusak moral lewat karya-karyanya dengan ribuan alasan konyol yang tidak masuk akal.

Satu hal yang penting untuk diingat, bahwa Kesetiaan bergantung pada Kecerdasan. Kecerdasan untuk memilih, menelaah, dan menganalisa apakah pilihannya benar adanya? apakah dirinya tidak dibawah tekanan? dan apakah logika dan semua kecerdasan spiritualnya bekerja.

Jadi, pertanyaannya sekarang. Apakah pilihan yang anda pertahankan itu termasuk Setia yang Cerdas, Pengekangan karena Ketakutan, ataukah Fanatisme yang Mematikan Akal?




KE'ALIM'AN YANG MENIPU

Suatu hari, seorang pria berpakaian Relijius berjalan menuju warung melewati empat pemuda yang sedang bercanda-tertawa dan duduk di tepi jalan yang berpakaian kaos biasa dan bercelana pendek hingga selutut. Pria reliji itu tidak menyapa. Dia hanya mendengus kesal dan wajahnya terlihat tegas saat melewati satu demi satu para pemuda yang duduk. Dan hal itu terlihat oleh si bapak penjaga warung.

Si bapak tak mampu menahan gelitikan rasa penasarannya. Hingga begitu pria reliji itu duduk di bangku panjang dihadapannya, dia langsung bertanya :
Bapak : Saya lihat, kamu sangat tidak menyukai mereka.
Pria reliji : Benar pak. Lihat para pendosa itu! Berpakaian tidak sopan dan duduk di tepi jalan menikmati dunia, dan lupa akan akhirat.

Bapak itu terlihat bingung, dia memperbaiki posisi duduknya.

Bapak : Pendosa? Penikmat dunia? Seperti itu yang kamu pikirkan tentang mereka?
Pria reliji : Benar. Dan saya yakin bapak juga berpikir demikian.
Bapak itu tersenyum.
Bapak : Bisakah kamu jelaskan alasanmu mengatakan mereka seperti itu?
Pria reliji : Tentu saja. Coba kita nilai mereka, duduk di tepi jalan dan tertawa gembira dengan pakaian yang tak sopan. Menikmati dunia dan lupa dengan akhirat.
Bapak : Tak sopan? Mengapa tak sopan?
Pria reliji : Kaos oblong dengan celana pendek seperti itu. Dan itu dilarang agama.
Bapak : Lalu, maksud kamu dengan 'menikmati dunia'?
Pria reliji : Iyaaap. Tertawa dan bercanda dengan sesamanya. Sungguh perbuatan yang sia-sia. Padahal ada banyak kebaikan yang bisa mereka kerjakan diluar sana.

Bapak itu berpikir sejenak.

Bapak : Apakah mereka memperlihatkan aurat?
Pria reliji : (Memandang pemuda-pemuda itu sejenak) Tidak, mereka menutup auratnya.
Bapak : Bukankah itu berarti mereka tidak berdosa?
Pria reliji : (Terdiam sejenak)
Bapak : Apakah 'perbuatan sia-sia' berarti dosa?
Pria reliji : Bukan juga. Hanya saja, tidak bermanfaat.
Bapak : Memang tidak bermanfaat, tapi tetap bukan dosa.

Pria reliji itu terdiam beberapa saat, dan dia terlihat akan membantah.

Pria reliji : Lalu, bukankah sikap mereka itu jelas-jelas melupakan akhirat?

Bapak penjaga warung tertawa kecil.

Bapak : Biar saya jelaskan padamu, anak muda. Kamu lihat pemuda berkaos merah itu? Dia adalah penggalang dana utama untuk diberikan pada panti asuhan yang berada di ujung desa. Lalu pemuda dengan topi hitam ala sutradara film itu hanyalah anak yatim yang berkeja seharian diladang untuk membantu sekolah adik-adiknya dan biaya pengobatan ibunya. Lalu ada pemuda dengan celana pendek kotak-kotak itu, adalah seorang guru SD dhuafa yang sama sekali tidak pernah menerima bayaran atas pekerjaannya. Sedangkan pemuda yang satunya lagi, dia anak saya yang setiap tengah malam terbangun untuk sholat tahajud dan mengaji hingga subuh.

Pria reliji itu tidak mampu menahan rasa ketidakpercayaannya, dan hal itu terbaca dari raut wajahnya. Bapak penjaga warung kembali berkata,

Bapak : Anak muda, kamu tidak sadar bahwa Kealiman yang kamu miliki Telah Menipumu. Membuatmu merasa lebih dekat dengan Tuhan hingga menambah-nambah dan mempersulit hukum agama yang sebenarnya tidak memberatkan siapapun. Dan yang paling membahayakan adalah penilaianmu yang 'Mendosakan' orang lain yang tidak kamu kenal, yang berarti telah mendahului Tuhan. Baik kamu, saya, bahkan seorang ulama sekalipun tidak memiliki hak menyebut seorang itu 'Pendosa' sebelum memiliki bukti dan saksi yang benar.

Pria reliji itu hanya bisa menunduk dan merasa sangat bersalah.

Pria reliji : Sungguh saya sangat malu pada diri saya sendiri, pak.
Bapak : Malulah pada Tuhan, karena kamu telah mendahului penilaiannya. Dan satu lagi, anak muda. Bahwa
==Seorang Pendosa yang menyadari dosanya dan menyesal akan itu, lebih baik dari seorang yang taat dan merasa sombong akan ketaatannya==




KENAKALAN, DAN KEDOK DIBALIKNYA...

Hari ini, aku seolah mendapat tamparan cukup telak, dari kesalahpahamanku akan prilaku nakal diluar batas salah satu siswa SMP yang terlihat sangat cuek. Dia memutar kursinya dan mengganggu sahabat disebelahnya yang belajar dibawah ketakutan untuk ujian besok harinya.

Saya marah, dan akhinya mengusirnya karena sikapnya yang sok kuasa dan matanya yang menatap tajam kearah saya seolah-olah berkata "Jangan Menggangguku, atau kamu ingin ku hajar."
Hingga saat jam habis, saya bertanya pada kawannya :
"Apa yang salah dengan anak itu?"

Dan sungguh, jawabannya membuat detak jantung saya berdegup kencang saat itu juga.
"Dia mengalami stress berat, bang, setelah ibunya mengalami kecelakaan parah beberapa waktu lalu dan sedang dirawat, semantara dia harus tertekan dengan ujian yang diadakan hampir setiap minggu dan ditambah Ujian Nasional yang materinya banyak yang belum dipelajarinya."


Saya mengerti satu hal, anak itu tidak jahat, dia berusaha menekan tekanan batinnya yang memikirkan dua hal berat. Ujian Nasional dan ibunya yang sedang dirawat. Dia bukan bermaksud melawan saat matanya menatap tajam saat itu, dia hanya berusaha meminta belas kasihan untuk tetap diizinkan bersama teman-temannya didalam kelas.

Kenakalan, terkadang muncul bukan karena perasaan ingin berkuasa, ataupun rasa penasaran untuk mencoba yang baru. Terkadang kenakalan muncul untuk menghibur diri yang penuh tekanan dan untuk melupakan sejenak memori yang gagal dihapuskan. Dan kita,
-Orang-orang yang menganggap diri sebagai manusia dewasa-
harus benar-benar ahli me'mengertikan' diri, bahwa sebagian besar mereka yang dicap sebagai 'Penakal' sebenarnya butuh perhatian dan pengertian.



POLA PIKIR CALON MAHASISWA DAN MAHASISWA BARU YANG WAJIB DIPERBAIKI!!

Sejak awal seorang siswa SMA berniat kuliah hingga para mahasiswa baru yang berada pada tahun-tahun pertama, seringkali memiliki pola pikir yang bersumber dari film-film yang mereka favoritkan serta keinginan untuk merasakan sesuatu yang baru dan berbeda yang membuat mereka merasakan aroma kedewasaan.
Namun, sebagian besar dari para mahasiswa yang telah menginjakkan kaki di perguruan tinggi seringkali merasa terkecoh akibat pola pikir tersebut. Lalu, pola pikir apa saja yang wajib untuk diperbaiki dan diubah?

1. MERASA KULIAH LEBIH INDAH DARI SEKOLAH.
Akibat salah nonton film (terutama drama percintaan mahasiswa), sebagian besar calon mahasiswa ataupun mahasiswa baru selalu beranggapan akan banyak hal yang menyenangkan yang disajikan di kampus. Hasilnya bisa ditebak, rasa ketidakpercayaan, banyaknya mengeluh, hingga penyakit seperti Sakit Kuning, Demam Tinggi, hingga Sering Kejang mulai melanda.

2. MERASA SENIOR LEBIH MENAKUTKAN DARI DOSEN.
Selalu dan selalu saja, yang dikhawatirkan mahasiswa baru adalah Ospek dan itu merambah hingga calon mahasiswa. Tanpa mereka sadari, bahwa Dosen adalah tantangan paling menyusahkan dan paling menyakitkan perasaan.

3. MERASA LIBUR LEBIH BANYAK.
Memang benar bahwa libur mahasiswa lebih banyak dari siswa biasa. Bahkan dalam semiinggu terdapat dua hari libur. Namun jangan salah, hal itu hanya akan dirasakan di awal semester. Mulai pertengahan hingga akhir semester, rata-rata dosen akan mengejar ketertinggalan dan menambah hari kuliah (termasuk miinggu), disertai tugas bejibun yang seringkali dianggap 'Kelewat Batas Kemampuan.'

4. MERASA SANGAT MUDAH BERGAUL DAN 'HANG OUT'
Nah, inilah yang paling membuat mahasiswa baru tertipu, terutama penggemar film. Banyaknya tugas dan banyaknya karakter rekan-rekan sesama mahasiswa yang berbeda-beda menyebabkan susah mencari waktu yang disepakati untuk bisa refreshing dan bergembira.

5. MERASA PROFESI NANTI HARUS SAMA DENGAN JURUSAN KULIAH.
Hampir semua mahasiswa yang kuliah memiliki niat 'Profesi atau Pekerjaan' setelah tamat. Namun, yang menjadi masalah adalah, kebanyakkan mereka berpikir untuk mengejar profesi yang harus sesuai dengan jurusannya hingga kadang memaksakan diri. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin banyak.

6. MERASA KULIAH HARUS DITEMPAT YANG BERGENGSI MESKI SEBENARNYA KURANG MINAT.
Ini adalah kesalahan paling fatal bagi sebagian calon mahasiswa baru. Sangat banyak mahasiswa yang menyesal saat kuliah karena pada awalnya memilih jurusan karena ikut-ikut teman atau karena gengsi-gengsian. Hasilnya, peluang sukses di kampus mengecil.

7. MERASA CUMLAUDE ADALAH YANG TERPENTING.
Boleh bertanya pada para pengusaha besar, 'apakah Cumlaude adalah yang terpenting?'. Sebagian besar mereka akan menjawab 'Bukan'. Yang terpenting saat kuliah adalah 'Mengubah pola pikir menjadi Kritis dan Berpendidikan', serta kemampuan berorganisasi yang sangat penting dalam kerja sama tim.

SOLUSINYA?
PILIHLAH JURUSAN KULIAH YANG PALING DISUKAI DAN SANGAT SANGAT MENARIK MINAT, TIDAK PEDULI JURUSAN APAPUN ITU. KARENA KESUKSESAN TIDAK PERNAH PEDULI TEMPAT, SUKSES HANYA PEDULI PADA CARA.

Bukittinggi, 7 Februari 2015. With All of My Respect, RH ArKim.