Selasa, 10 Maret 2015

KESETIAAN... ANTARA KEYAKINAN, PENGEKANGAN, DAN FANATISME?!

'Setia' sama sekali bukan kata yang baru. Dan lingkungan sosial menggunakan kata ini untuk ditujukan pada karakter seseorang yang bertahan pada satu sisi, satu orang, ataupun satu pekerjaan yang dia yakini adalah yang terbaik meski sebenarnya banyak pilihan lain yang ditawarkan padanya.

Masalahnya ada pada alasan seseorang bertahan pada pilihan tersebut. Bahwa tidak semua hal yang dikatakan 'Setia' itu mengarah pada hal baik dan mengangkat pangkat, karena sebenarnya banyak orang yang setia dengan alasan yang salah, yaitu Pengekangan dan Fanatisme.

Terlalu banyak orang yang mengatakan 'Setia' padahal sebenarnya merupakan pengekangan yang sangat mengikat dan sangat menakuti dirinya. Sebagai contoh, seperti seorang gadis yang bertahan pada satu pria yang sudah jelas merupakan tukang selingkuh, kasar, dan tidak menjanjikan pernikahan. Biasanya sang gadis menggunakan alasan 'Dia pasti akan berubah' untuk tetap bertahan, padahal sebenarnya dirinya terkekang oleh ketakutan 'Tidak akan menemukan yang lebih baik.'

Ada juga yang disebut dengan fanatisme yang merupakan tingkat terburuk. Dikatakan sebagai tingkat terburuk karena sifat dan sikap orang-orangnya yang selalu 'Mencari kesalahan rival idolanya' dan 'Membenarkan keburukan pilihannya'. Sebagai contoh, seorang fans selebriti yang tetap membela idolanya yang sudah terbukti melakukan perbuatan tak senonoh, terbukti kontroversi, dan terbukti merusak moral lewat karya-karyanya dengan ribuan alasan konyol yang tidak masuk akal.

Satu hal yang penting untuk diingat, bahwa Kesetiaan bergantung pada Kecerdasan. Kecerdasan untuk memilih, menelaah, dan menganalisa apakah pilihannya benar adanya? apakah dirinya tidak dibawah tekanan? dan apakah logika dan semua kecerdasan spiritualnya bekerja.

Jadi, pertanyaannya sekarang. Apakah pilihan yang anda pertahankan itu termasuk Setia yang Cerdas, Pengekangan karena Ketakutan, ataukah Fanatisme yang Mematikan Akal?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar